Sumber ilustrasi : https://www.cianjurekspres.net/post/26076/37-ribu-umkm-di-jabar-terpuruk-dihantam-covid-19/
Pandemi COVID-19 berdampak pada kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengalami penurunan. Penurunan itu terjadi walaupun tak begitu signifikan dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya pada hari Minggu (7/6) bertajuk persepsi publik terhadap penanganan Covid-19, kinerja ekonomi dan implikasi politik. Dari hasil pengambilan sampel opini dari responden, kinerja Presiden Joko Widodo menurun tipis pada Mei 2020 dibandingkan Februari 2020. "Kepuasan terhadap kerja Jokowi sekitar 66,5 persen, cenderung menurun tapi tidak signifikan dibanding temuan sebelumnya 69,5 persen," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam Konferensi Pers Daring, Minggu (7/6/2020).
Jawaban sangat puas pada Februari 11,9 persen sedangkan pada Mei 14,3 persen. Sementara jawaban cukup puas menurun dari 57,6 ke 52,2 persen. Lalu, jawaban kurang puas meningkat dari 26,1 ke 27,4 persen. Responden yang menyatakan tidak puas sama sekali juga meningkat dari 2 ke 2,3 persen. Adapun, yang tak menjawab juga meningkat dari 2,3 ke 3,8 persen.
Untuk diketahui, sini dilakukan tanpa tatap muka pada 16 - 18 Mei 2020. Survei ini melibatkan 1.200 responden secara acak dengan metode random sampling. Survei ini memiliki toleransi kesalahan lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sebagai pembanding, IPI juga melakukan survei yang serupa pada 4-10 Februari 2020 pada 1200 responden acak. Metode, toleransi kesalahan dan tingkat kepercayaan sama. Namun pada saat itu survei dilakukan dengan tatap muka, sebelum Covid-19 melanda Indonesia.
Berdasarkan survei periodik IPI, penurunan kepuasan terhadap kinerja Jokowi sendiri terjadi sejak September 2019. Dimulai dengan angka 71,8 persen, lalu pada Februari 2020 sebanyak 69,5 persen, dan pada Mei 2020 sebanyak 66,5 persen. Dari responden yang memberikan kontribusi, kebanyakan responden yang menyatakan puas adalah mereka yang mendukung Jokowi dalam kontestasi Pilpres. Di samping itu, daerah juga memberikan pengaruhnya.
Perlu diketahui bahwa tingkat kepuasan berbeda dengan tingkat kepercayaan. Menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), tingkat kepuasan masyarakat, dalam konteks pelayanan publik, adalah bagaimana pendapat masyarakat saat memperoleh pelayanan dari penyelenggara pelayanan publik. Berangkat dari definisi ini, dalam konteks presiden atau pemerintah pusat, tingkat kepuasan publik adalah bagaimana masyarakat merasakan dampak penyelenggaraan kebijakan ataupun program pemerintah.
Meskipun tingkat kepuasaan dan kepercayaan adalah dua hal yang berbeda, keduanya saling berhubungan. Menurut Eran Vigoda dan Fany Yuval dari University of Haifa, kepuasan masyarakat berpengaruh kepada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya. Menurut keduanya, masyarakat cenderung akan lebih percaya terhadap pemerintah ketika kebutuhan dan tuntutannya dipenuhi. Pun sebaliknya, jika pemerintah tidah berhasil “memuaskan” rakyatnya, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan turun. Oleh sebab itu, menurunnya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi juga berpotensi menurunkan juga tingkat kepercayaan publik terhadapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/07/20171611/survei-kepuasan-publik-terhadap-kinerja-jokowi-cenderung-menurun
https://republika.co.id/berita/qblxyt409/survei-kepuasan-masyarakat-terhadap-kinerja-jokowi-menurun
https://nasional.sindonews.com/read/61880/12/pandemi-covid-19-tingkat-kepuasaan-masyarakat-menurun-1591542419
0 comments: