Tuesday, December 17, 2013

HOMO POLITICUS

Oleh Andriyana

Homo Sapiens atau bisa dibilang sebagai manusia yang berdiri tegak, merupakan sebutan untuk manusia zaman sekarang. Terdapat juga sebutan lain untuk manusia yaitu sebagai homo politicus atau Manusia Politik. Politik berasal dari bahasa Belanda ”politiek” dan bahasa Inggris “politics”, yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά (politika-yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya πολίτης (polites-warga negara) dan πόλις (polis-negara kota). Secara etimologi menurut wikipedia kata "politik" masih berhubungan dengan polisi dan kebijakan. Kata "politis" berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata "politisi" berarti orang-orang yang menekuni hal politik. Politik adalah seni untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, baik itu sebuah benda yang berwujud ataupun benda yang tidak berwujud. Benda yang berwujud contohnya adalah uang, kendaraan, rumah dan lain sebagainya yang berkaitan dengan alat pemuas hidupnya. Sedangkan benda yang tidak berwujud contohnya jabatan, pangkat, kekuasaan, wewenang, simpati masyarakat dan hal lain yang dapat membuat popularitasnya dapat terangkat.
 Kita tak bisa meninggalkan yang namanya politik, walaupun banyak orang-orang yang bilang bahwa yang namanya politik itu kotor, jahat, busuk dan lain sebagainya, tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak bisa lepas dari yang namanya berpolitik. Karena dalam menjalankan kehidupan ini tanpa kita sadari kita telah melaksanakan yang namanya politik. Sejak kita bangun tidur sampai tidur kembali kita menjalankan yang namanya politik. Karena definisi dari istilah politik itu luas sekali. Politik bisa diartikan sebagai sebuah cara, taktik, teknik, dan strategi dalam menjalani kehidupan. Politik sebagai usaha yang ditempuh warga negara untuk kebaikan bersama (Teori Aristoteles Klasik). Politik sebagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Politik sebagai kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat. Politik sebagai segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
 Dari beberapa definisi mengenai politik tersebut dapat kita ambil contoh nyata berpolitik didalam kehidupan sehari-hari kita seperti memilih sesuatu hal yang menurut kita cocok dengan diri kita atau yang kita senangi. Contohnya adalah ketika kita memilih sekolah atau perguruan tinggi yang kita minati, memilih kepala daerah atau presiden dalam pemilu, sampai kita memilih seseorang yang kita sukai untuk dijadikan seorang pacar atau pasangan hidup, sampai dari hal terkecil sekalipun kita tidak bisa lepas dari yang namanya politik. Sedangkan yang dinamakan perilaku politik adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik. Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik. Karena politik tidak hanya untuk orang-orang yang bergabung dalam partai politik saja atau pejabat-pejabat yang ada di Senayan saja. Tetapi politik mencakup seluruh makhluk hidup yang mempunyai akal dan pikiran dalam menjalankan kehidupannya.
“Dunia ini, panggung sandiwara”. Begitulah penggalan lirik dari sebuah lagu pada tahun 90-an. Tak dapat dipungkiri memang, dunia yang sekarang ini kita huni tak lepas dari yang namanya sandiwara, drama, ataupun kepura-puraan belaka. Manusia memang bukanlah makhluk yang sempurna seperti malaikat, manusia pasti mempunyai kesalahan dalam kehidupannya. Dalam panggung politik sekarang ini, pemeran politik atau orang-orang yang berada dalam panggung politik tak lepas dari yang namanya kemunafikan, atau pun kepura-puraan belaka, meskipun tidak semua politisi-politisi yang seperti itu. Tapi kita tak dapat menyangkal bahwa banyak sekali masyarakat yang telah muak dan jenuh atas peran dari aktor-aktor politik yang memerankan peran antagonisnya dalam menjalankan strategi politiknya. Di satu sisi ketika aktor politik tersebut hendak menghadapi pemilu baik itu pemilu legislatif, pilbub, pilwalkot, pilgub dan pilpres sekalipun maka ia akan memerankan tokoh protagonis dalam memperoleh simpati masyarakat, lebih tepatnya dalam mengambil suara masyarakat agar memilihnya dalam memenangkan pemilu.
Sandiwara yang digunakannya sangat berseni dan ampuh sekali dalam mengambil hati rakyat untuk kepentingan dirinya sendiri ataupun partainya. Masyarakat dibuat terkesan dan merasa cocok dengan pilihannya tersebut setelah melihat sandiwara yang telah ditampilkan oleh para aktor politik tersebut. tetapi masyarakat pada akhirnya banyak yang menyesal dengan aktor tersebut ketika aktor tersebut berubah memainkan peran antagonis setelah berhasil memenangkan pemilu dan telah duduk dalam panggung megah kursi kekuasaannya. Contohnya ketika masa kampanye dalam pemilu banyak para kandidat menyampaikan visi-misi nya yang membuat masyarakat merasa terkesan akan ekspektasi-ekspektasi yang kandidat itu sampaikan, dia berjanji akan mensejahterakan rakyat dan sebagainya, pada saat itulah ia memerankan peran protagonisnya. Tetapi ketika telah memenangkan pemilu, dia ternyata tak sesuai dengan ucapan-ucapan manis yang ia janjikan kepada masyarakat. Ia seolah amnesti akan ekspektasi-ekspektasi nya dalam mensejahterakan rakyatnya. Saat itulah ia memerankan peran antagonisnya.
Masyarakat telah muak akan kemunafikan para aktor politik yang bersandiwara dalam panggung kekuasaannya. Masyarakat sudah jenuh akan pentas sandiwara yang disuguhkan oleh aktor-aktor politik. Ditambah dengan kondisi perpolitikan di Indonesia yang sekarang sedang banyak dimasuki oleh para aktor atau aktris asli dan professional yang sudah malang melintang dalam dunia perfilman atau drama di Indonesia. Bahkan seorang raja dangdut sekalipun dan merupakan aktor film pada tahun 70-an sudah mendeklarasikan diri akan maju sebagai presiden atau orang no. 1 di Indonesia. Sekarang sudah banyak kepala-kepala daerah dan anggota legislatif yang dipimpin oleh seorang ahli peran atau pemain drama yang sudah pandai bersandiwara dalam dunia perfilman Indonesia. Dengan begitu kondisi perpolitikan di negara kita sekarang ini telah banyak dimasuki oleh para politisi yang bukan hanya pandai berpolitik saja, tetapi juga sangat pandai memainkan peran atau sandiwara. Tetapi pertanyaanya apakah mereka juga akan pandai bersandiwara dalam panggung yang berbeda dan situasi serta kondisi yang berbeda dalam panggung politik? Jawabannya bisa kita saksikan dalam panggung perpolitikan Indonesia dan kita analisis bersama-sama.
Politik merupakan sebuah anugerah dari Tuhan yang perlu kita syukuri dan kita manfaatkan. Karena dengan kita mengetahui cara-cara berpolitik yang baik kita dapat menjalani kehidupan ini dengan harapan yang kita inginkan, tentunya harapan yang baik yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Kita sering sekali mendengar dari masyarakat bahwasanya politik itu adalah sesuatu hal yang harus dijauhi, yang harus dihindari dan merupakan sesuatu hal yang buruk. Barang siapa seseorang telah berkecimpung dalam dunia politik pasti dicurigai sebagai seorang koruptor. Padahal esensi dari politik itu tidak seperti itu. Karena berpolitik itu sangat diperlukan oleh semua orang dalam menjalani kehidupannya. Tidak mungkin ada manusia di dunia ini yang tidak berpolitik, tidak akan ada di dunia ini manusia yang tidak berpolitik. Semua manusia pasti berpolitik,  baik yang disadari maupun yang tidak ia sadari, karena politik tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan ini.
Tetapi jika kita berbicara mengenai keadaan politik dalam lingkup kenegaraan yang ada di Indonesia memang masyarakat tidak salah dalam menilai kondisi politik yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini. Kondisi perpolitikan yang sedang terjadi di Indonesia memang sedang kacau balau, semrawut, dan tidak teratur dengan baik. Karena SDM-SDM atau para pejabat-pejabat yang mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sedang mengatur negara kita ini tidak semuanya mempunyai komitmen, loyalitas dan integritas yang kuat dalam menjalankan roda pemerintahan negara Indonesia. Banyak sekali pejabat-pejabat yang tersandung dengan hukum, banyak koruptor-koruptor yang merugikan negara, partai politik yang hanya mementingkan kepentingan partai nya saja tidak mementingkan apresiasi suara rakyat dan lain sebagainya. Oleh karena itulah “politik telah dipolitik oleh para politikus-politikus yang tidak tahu cara berpolitik yang baik.” Politik menjadi sesuatu hal yang buruk dan dicap negatif oleh sebagian masyarakat dikarenakan oleh tindakan para politikus-politikus yang tak beretika dan bermoral. Politik yang baik adalah politik yang mengutamakan kepentingan bersama.
Karena ilmu politik merupakan bagian dari rumpun ilmu-ilmu sosial, oleh karena itu kita sebaiknya membersihkan dan meluruskan makna dari kata “Politik” itu sendiri. Karena tidak semuanya yang dinamakan politik itu negatif. Baik buruknya politik itu tergantung dari orang yang melakukan tindakan politik itu. Justru politik sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan kita. Dengan politik kita bisa merencanakan sesuatu hal yang kita inginkan dengan sebuah perencanaan yang matang, dengan politik kita bisa mendapatkan sesuatu hal yang kita inginkan. Oleh karena itu marilah kita hilangkan paradigma-paradigma yang negatif atau buruk mengenai politik itu sendiri. Karena politik merupakan sesuatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sosial dalam berbangsa dan bernegara untuk kita pahami dan kita pelajari, salah satunya dengan cara kita berpikiran yang positif mengenai arti kata dari politik itu sendiri.


Previous Post
Next Post

Unit Pers dan Penerbitan HMCH adalah salah satu unit khusus dalam intern Himpunan Mahasiswa Civics Hukum Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalistik

0 comments: