Monday, April 21, 2014

SAJAK PECANDU



Oleh Ivaldo Wibowo
 
Bukan maksud menghindar dari ruang sunyi, tempat kesenangan yang tersamar bersemayam
Namun senja terlanjur menunggu hilang
Ketika bias cahaya berdusta
Sampai harmonika kehilangan rongga-nya
Secangkir susu hangat pelepas dahaga yang lara, seketika membuat terlena
Risau... rasa itu semakin busuk
Berlinang kesal menyibak sendu
Hati mengadu pada sebelah hati yang tabu
Merah merona hati pecandu
Nada-nada minor mengalun tepat dibawah kaki gunung
Cemara di kota tua mengadu lirih pada seorang gagah perkasa
Batu kapur tak jumawa di hardik seorang tua ringkih bertahta
Tulang rawan yang menyendiri, tertawa kaku melihat air laut
Diminumnya hingga lautan surut
Seketika suka selalu tertawa kaku pada pengadu
Pecandu dan pengadu berpadu hidup berjabat tangan
Menanam kebencian di dalam kebun kacang...
Previous Post
Next Post

Unit Pers dan Penerbitan HMCH adalah salah satu unit khusus dalam intern Himpunan Mahasiswa Civics Hukum Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalistik

0 comments: