Monday, February 19, 2018

Semoga Khidmat


Oleh Wildan Hafidin
Alumni Mahasiswa S1 Pendidikan Kewarganegaraan




Tahun politik? Bukan kah setiap tahun kegiatan politik berlangsung? Mungkin relevansi tahun politik dengan momentum pemilihan atau saya namakan saja dengan “khidmat kebijaksanaan” (refleksi untuk kemaslahatan). Kiranya dipahami sebagai sebuah refleksi bahwa kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharuskan untuk memilih perwakilan daerah sebagai pemimpin daerah demi terciptanya kemaslahatan bersama. Adapun konotasi pada momentum “khidmat kebijaksanaan” kiranya di aminkan dengan sebutan yang sering diucapkan yaitu pesta demokrasi. Sedikit berkontemplasi dengan realita akupun belum menemukan demokrasi seperti apa yang dianut negara ini.
Sejarah menunjukan dalam konteks ketatanegaraan dan administrasi negara atau penyelenggaraan negara dalam praktiknya, fluktuasi pemikiran-pemikiran untuk meramu demokrasi Indonesia terus terjadi, namun apapun itu mereka menyebutnya sebagai demokrasi Pancasila. Tahun ke tahun periode kepemimpinan bangsa ini membuahkan gagasan-gagasan apik dalam membangun negeri secara praktik. Namun disisi lain beberapa masalah yang muncul menjadi banyak perhatian. Sudah saatnya kita lebih banyak mengapresiasi setiap kinerja yang ditunjukan penyelenggara negara akan tetapi tidak membiarkaannya begitu saja.
Sesuatu yang tidak bisa dipisahkan karena sejatinya manusia memiliki keseimbangan. Apresiasi dan hakim-menghakimi menjadi perhatian serius untuk terciptanya kehidupan yang damai, adil, sejahtera, makmur dan merdeka. Demikian kehidupan manusia Indonesia khususnya yang ingin dicapai secara bersama-sama. Titipan suara dalam konteks “khidmat kebijaksanaan”  sangatlah berat manakala dihadapkan dengan konotasi yang berimbang dengan kenyataan. Ya itulah pesta demokrasi di dalamnya banyak hal yang kita kira selama ini adalah sebuah keuntungan namun nyatanya adalah sebuah penghamburan atau lebih jauhnya lagi kesyukuran yang tertunda. Tak heran kita banyak mendapati praktik-praktik tidak serius dalam arena “khidmat kebijaksanaan”. Banyak yang mengenal istilah money politik dll. Cukup jelas aku kira semua bersandar pada hakikat dan makna dalam pesta demokrasi.
Lebih lanjut saat ini sebagai warga Jawa Barat sedang mengalami hingar bingar kontestasi pemilihan di alam demokrasi ini yang menghangatkan suasana kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak luput pula di daerah lain yang mengalami hal yang sama. Masalah demi masalah dikuak menjadi konsumsi publik sebagai upaya pencerdasan politik yang dilakukan oleh media sebagai ujung tombaknya. Persepsi demi persepsi hadir sebagai konsekuensi dari hingar bingar pemillihan di daerah. Mereka yang mengapresiasi tak sedikit pula yang ragu dan tidak mau tau. Namun pada akhirnya semua itu dihadapkan pada pilihan yang berisi harapan yang tidak terhitung.
Harapan yang sangat diinginkan ialah doa menyertai disetiap tangan mengayunkan pilihan dalam bilik suara. Memang begitu adanya kita bukan dipaksa tapi diharuskan meluangkan waktu untuk menuju tempat pemilihan. Kiranya kita bisa mengucapkan doa terbaik dan memilih, untuk keberlangsungan negeri ini dalam proses pemilihan dibilik suara. Semoga tercapai khidmat kebijaksanaannya.
Previous Post
Next Post

Unit Pers dan Penerbitan HMCH adalah salah satu unit khusus dalam intern Himpunan Mahasiswa Civics Hukum Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalistik

0 comments: