Friday, February 14, 2025

#KaburAjaDulu

#KaburAjaDulu

 

#KABURAJADULU

    Terdengar seperti hastag biasa bukan? Seperti hastag anak-anak yang tidak betah di rumah orang tua nya dan berniat melarikan diri dari sana. Namun, hastag ini bukan tentang anak biasa, tetapi tentang anak bangsa. Pertama-tama, kita tidak bisa mengelak bahwasannya masyarakat Indonesia saat ini sedang dalam suasana yang chaos dengan berbagai polemik dan kontroversi mulai dari kelangkaan gas, kenaikan harga bbm, dana PIP yang diselewengkan, dan puncaknya adalah adanya efisiensi penggunaan dana pemerintahan pada setiap kementrian sehingga terjadi fenomena PHK massal dan sistem kera WFH dalam 75% jam kerja.

    Disinilah hastag #kaburajadulu mencuat, dari yang pertama muncul di twitter pada akhir tahun 2024 yang digunakan untuk menggambarkan keberanian pergi ke luar negeri demi Pendidikan dan pekerjaan, pada 2025 ini berubah makna menjadi bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia yang diungkapkan di media sosial terhadap segala masalah yang semakin rumit di dalam negeri sehingga menggambarkan bahwa lebih baik kabur atau halusnya pergi ke luar negeri untuk mendapat kehidupan, pelayanan, pekerjaan dan Pendidikan serta kedamaian yang diberikan oleh negara lain. Merangkum dari kompasiana, fenomena ini bukanlah sekedar tren iseng, atau membuat kegaduhan atau sengaja memprovokasi, tetapi mencerminkan realitas sosial, ekonomi, dan politik yang mendorong anak muda untuk bermimpi tentang kehidupan yang lebih baik di negeri orang.sulitnya pekerjaan yang bisa didapatkan oleh generasi muda yang dalam perjalanan menyiapkan masa depan, sistem Pendidikan yang seolah dipermainkan, korupsi yang tidak ada habisnya, serta kondisi politik demokrasi yang semakin keruh pra dan pasca pilpres sebelumnya. Dalam segi ekonomi, masyarakat Indonesia mengalami kesulitan dengan gaji yang kecil sementara komoditas hidup semakin mahal serta pajak yang mulai naik. Selain itu, fenomena efisiensi anggaran juga membuat banyak sekali pengangguran baru yang muncul dari hasil pemangkasan tenaga kerja besar-besaran seperti pada kementrian PU, dilansir dari www.msn.com saat dikonfirmasi, Dody(Menteri PU) tidak menampik hal tersebut dengan alasan 18.000 karyawan yang diberhentikan habis kontrak “itu habis kontrak, next kontraknya belum” kata Dody saat ditemui di kompleks Parlemen RI, Rabu (12/2/2025).

    Kurang apa lagi yang memperkuat tagar #kaburajadulu semakin mencuat? Generasi muda Indonesia mengalami kekhawatiran yang amat sangat pada saat ini, sehingga menganggap bahwa pindah ke negara lain adalah solusi untuk menata dan menjamin kehidupan di masa tua nanti. namun banyak hal yang dipertimbangkan bila anak muda Indonesia ingin merealisasikan tagar #kaburajadulu, mulai dari keluarga yang harus ditinggalkan atau dibawa, tujuan negara yang akan disinggahi, finansial yang cukup dan tidak cukup untuk semua hal tersebut, dan kemampuan Bahasa asing serta banyak hal lainnya.

    Banyak yang dikhawatirkan dari bangsa ini, entah apa tujuan dan cita-citanya sekarang. Melihat kembali pada alenia keempat tentang cita-cita bangsa Indonesia menjadikan banyak pertanyaan. Pertama, melindungi segenab bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, tetapi mengapa malah bisa se-kacau ini, dan korupsi seolah menjadi budaya? Apa yang dilindungi kalua begitu?. Kedua, memajukan kesejahteraan umum, memangnya ksejahteraan mana yang maju? Disaat komoditas paling penting malah susah didapatkan dan susahnya pekerjaan serta upahnya pas-pasan?. Ketiga, mencerdaskan kehidupan bangsa, bagaimana bangsa bisa cerdas jika budaya kolot dipelihara dan anggaran Pendidikan dipangkas habis-habisan?. Keempat, ikut melaksanakan ketertiban dunia, sebenarnya dunia mana yang mau ditertibkan sementara pemerintahan dan rakyat Indonesia sendiri tidak ada yang tertib

    Mari berdo’a kepada yang kuasa agar Indonesia lekas membaik dan young citizen Indonesia tidak kabur, serta menyelamatkan bangsa ini, darah kita Indonesia, jiwa kita Pancasila, kita adalah bhinekka tunggal ika.

Sumber: 

https://money.kompas.com/read/2025/02/07/112257426/efisiensi-anggaran-ada-kementrian-yang-mulai-terapkan-wfh 

https://www.kompasiana.com/menujuhiduplebihbaik/67as321a34777c392f066a32/mengapa-tagar-kabur-aja-dulu-begitu-populer-di-media-sosial

https://www.msn.com/id-id/berita/other/menteri-pu-buka-suara-soal-phk-18-000-honorer-imbas-efisiensi-anggaran/ar-AA1yVNoR


Saturday, February 8, 2025

SPORTIF FPIPS 2025

SPORTIF FPIPS 2025

 

SPORTIF FPIPS 2025

       Pembukaan ajang tahunan Sports And Art Festive (SPORTIF) telah diselenggarakan oleh BPO SENAT Fakultas FPIPS UPI pada 8 Februari 2025 di SPORT HALL Gymnaium, UPI berlangsung meriah. Pada tahun ini SPORTIF mengusung tema “Ignite The Spirit Celebrate The Arts” sebuah yang memiliki arti “Nyalakan Semangat Merayakan Seni” harapannya para peserta yang mengikuti SPORTIF 2025 ini memiliki motivasi untuk selalu berjuang sampai tujuan utama yaitu kemenangan. Agar pelaksanaan berjalan lancar , pihak panitia SPORTIF juga merilis BOOKLET yang berisi deskripsi kegiatan, aturan dan sistem penilaian.

       Acara ini diselenggarakan selama 3 pekan hingga 22 Februari 2025 dengan berbeda lokasi pelaksanaan seperti, SPORT HALL, Secapa AD, OBC Parahyangan, gedung PKM dan Amphiteater UPI tergantung jenis lomba. Beberapa cabang olahraga dan seni yang dilombakan, diantaranya, Badminton, voli, basket, futsal , E sport seperti PES dan mobile Legend dilanjut cabang seni berupa seni tari serta Lomba Band. Kegiatan ini selain untuk mewadahi minat dan bakat mahasiswa FPIPS UPI di bidang Olahraga kegiatan sebagai penghubung tali Silahturahmi untuk terus bersatu.

Sumber: https://bit.ly/BOOKLETSPORTIFFPIPS2025


Wednesday, February 5, 2025

Secangkir Kuasa

Secangkir Kuasa

SECANGKIR KUASA

Penulis: Sennita Tya Divany 


Riuh redam, mereka menggema

Sebuah polemik, yang tak terhindarkan media massa

Secangkir kopi, dengan aroma tipu daya


Para pelakon itu memainkan perannya

Mereka menangis, berdarah bersama

Darah yang samar-samar seperti enam lima

Mereka mengais keadilan pada yang duduk di atas sana

Tentu saja, hanya peranan belaka


Aroma secangkir kopi Arabika

Sungguh sangat luar biasa

Persetan dengan menangnya kuasa

Mereka hanya ingin pergi mengudara

Agar dapat melukis indahnya senja

Tanpa todongan senjata.

Thursday, January 30, 2025

Tuntut Keadilan UKT, BAM UPI Gelar Audiensi dan Mimbar Bebas di Gedung Direktorat Kemahasiswaan UPI

Tuntut Keadilan UKT, BAM UPI Gelar Audiensi dan Mimbar Bebas

di Gedung Direktorat Kemahasiswaan UPI

Oleh: Anggita Putri Ramadani

Bandung, (30/1) — Badan Advokasi Mahasiswa UPI menggelar audiensi dengan pihak UPI pada Kamis (30/1/2025) tepatnya di Gedung Direktorat Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa dari berbagai fakultas, di antaranya kolektif ormawa  serta individu yang tergabung dalam BAM UPI (UKSK UPI, KEMA FPOK, KEMA FPSD KEMA FPBS, HIMAPENA, HIMAS, serta Kamda Purwakarta)  turut hadir untuk mewakili serta menindaklanjuti permasalahan UKT yang merugikan sekitar 600 mahasiswa, dengan 313 diantaranya sudah terkonfirmasi pasti. Di waktu yang sama, massa aksi lainnya menggelar mimbar bebas sebagai bentuk dukungan moral. 

Badan Advokasi Mahasiswa UPI menyatakan tuntutan:

  1. Berikan verifikasi ulang kepada mahasiswa menurut kemampuan ekonomi mahasiswa

  2. Berikan cicilan nominal UKT kepada mahasiswa yang kurang mampu

  3. Jika kampus merasa sombong dan enggan mengabulkan tuntutan, maka sekecil-kecilnya berikan perpanjangan pembayaran UKT berdasarkan surat edaran sampai masa PRS berlangsung.

Dept Advokasi dan P2M UKSK UPI juga memaparkan bahwa sejumlah kebijakan UPI tidak sesuai dengan aturan yang semestinya, termasuk kewajiban PTN-BH yang seharusnya menyediakan pendidikan yang terjangkau. Ditambah surat edaran mengenai biaya gedung PKM yang baru saja dikeluarkan juga tampak blunder.

“Untuk dari pihak birokrat kampus tadi yang hadir ada beberapa pimpinan direktorat. Dari direktorat pendidikan, direktorat kemahasiswaan, direktorat keuangan, dan ada wakil rektor 1”, ujar Ahimsa dari Badan Advokasi Mahasiswa UPI.

“Hari ini akan ditindaklanjuti rapat di jam 1 siang oleh pimpinan kampus, membahas tuntutan kami, yakni terkait verifikasi UKT, dan perpanjangan cicilan sampai tanggal 15-21 Februari, dan itu harus menyesuaikan dengan kondisi ekonomi mahasiswa.. Jadi udah di acc tuntutannya, tinggal kami kawal sampai tanggal tersebut” lanjut Ahimsa..

Badan Advokasi Mahasiswa UPI tentunya berharap bahwa tuntutan yang diberikan serta kebijakan yang dikeluarkan oleh kampus khususnya terkait kebijakan UKT harus pro terhadap mahasiswa, terlebih pada mahasiswa yang kurang mampu. Mereka juga mengharapkan agar pihak UPI tidak menutup-nutupi informasi, dan agar semua informasi juga dapat disampaikan secara adil hingga ke kampus daerah.








Saturday, December 21, 2024

Bumi Civics Pamartha



Ada yang tahu Bumi Civics Paramartha? Bumi Civics Paramartha merupakan acara Follow Up Mahasiswa PKn angkatan 2024 sebagai rangkaian kaderisasi bidang Pengembangan Sumber Daya organisasi Himpunan Mahasiswa Civics Hukum FPIPS UPI. Acara yang bertemakan Membangun Generasi Humanis: Aktualisasi Nilai HAM melalui Seni Fotografi, ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Desember 2024. Kira-kira bagaiman ya rangkaian acaranya, mari simak ulasannya.

Acara Bumi Civics Paramartha ini diawali dengan membahas isu HAM (Hak Asasi Manusia). Pembahasan ini dipandu moderator Nazmi Naulia Tasyifa bersama pemateri Bapak Epin Saepudin, M.Pd, Dosen Intitut Teknologi Bandung (ITB) dengan menyoroti ketimpangan sosial nasional dan konflik yang international yang melibatkan kemanusiaan. Proses diskusi yang interaktif serta mengulik secara intens terkait Masalah HAM di lingkungan sekitar. Adapun diskusinya mengenai peran Mahasiswa untuk turut andil dalam bersikap dan  bertindak untuk menegakkan HAM di masyarakat. 

Setelah sesi pematerian selesai, dilanjutkan dengan seminar Fotografer. Seminar ini dilaksanakan untuk mewadahi calon fotografer pemula untuk meningkatkan keterampilan fotografinta atau sekedar belajar memahami dan meningkatkan wawasan tentang dasar-dasar Ilmu di bidang fotografi dan pemotreta bagi masyarakat awam. Seminar ini dipandu oleh moderator Nazmi bersama Rizky Fauzi Wahyudin yang merupakan Fotografer profesional.

Selain itu acara Bumi Civics Paramartha juga mengenalkan keragaman budaya di lingkungan Prodi PPKn FPIPS UPI. Pengenalan ini dilaksanakan oleh mahasiswa angkatan 2024  PPKn FPIPS UPI sebagai model yang mewakili budaya daerahnya masing-masing. Proses pengenalan ini dengan menampilkan baju adat yang dikenakan model, dan speak up menggunakan dialek daerah asal. Pengenalan ini bertujuan menyadarkan bahwa keragaman menjadi salah satu aspek penting dalam Penegakan HAM untuk menjunjung nilai kemanusiaan dan persatuan sebagai bagian integrasi HAM, terutama Indonesia yang memiliki kebudayaan beragam. Tidak hanya seminar HAM dan pengenalan budaya saja, acara ini pun sebagai ajang Lomba Fotografi bagi Fotografer pemula untuk menunjukkan karya berupa hasil jepretan foto peserta.  Pelaksanaan lomba dilakukan dengan memaparkan hasil karyanya dan mempresentasikan kaitannya dengan tema Hak Asasi Manusia yang telah melalui proses seleksi. Ajang Lomba ini berjalan kompetitif dan seru. Melalui lomba ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi fotografer pemula untuk terus berkarya dengan hasil jepretan yang dapat memberikan inspirasi dan simpati masyarakat untuk peka terhadap masalah sosial seperti HAM.

Acara Bumi Civics Paramartha ini tidak sekedar kegiatan edukasi yang monoton, terdapat keseruan yang dirasakan penonton pada acara ini, dengan adanya tempat yang nyaman, disuguhi berbagai foto menarik sebelum memasuki ruangan acara, sesi menyanyi bersama, Door prize dari Ice breaking. Sehingga memberikan kesan yang baik bagi penonton maupun tamu yang hadir yang tidak sekedar mengedukasi namun juga menghibur. 

Sunday, December 15, 2024

Rasa Iba Jadi Tameng Sang Pemerkosa

Oleh: Akmaludin

Sosok Agus Buntung, pelaku pelecehan

(Sumber: Tribunnews.com)

Tak dikira, Seseorang yang dalam kondisi difabel bisa menjadi seorang pelaku pelecehan seksual. Inilah Agus atau I Wayan Agus Suwartama, atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Agus Buntung. Diantara fenomena trilogy agus yang viral di bulan desember ini, Agus bunting menjadi sosok paling mind blowing, siapa yang menduga seorang pemuda yang tidak memiliki kedua tangan bisa menjadi pelaku pelecehan seksual belasan Wanita.

Dalam awal kasus pemerkosaan yang dituduhkan kepada Agus, netizen mengira jika polisi hanya asal tangkap dan asal menuduh karena melihat kondisi Iwas yang tidak memiliki tangan, “Pakai baju saja saya masih dibantu ibu” untuk mengundang simpatik warganet. Tetapi hal ini dipatahkan oleh seorang pakar psikologi Forensik yaitu Reza Indragiri, dalam wawancaranya Bersama Jurnalis Inews dalam kanal Yotutube Official, dalam wawancaranya tersebut Reza mengungkapkan bahwa, Agus mungkin saja melakukan tindakan asusila.

"Mungkin, kenapa? Karena barang kali sebagian kalangan yang menganggap itu tidak mungkin, itu lebih dikarenakan mereka berimajinasi tentang maaf adegan pemerkosaan." Ungkapnya. "Ada tangan pelaku yang mencengkeram tangan korban, dan aktivitas-aktivitas fisik yang sifatnya intimidatif lainnya terhadap korban," beber Reza dalam wawancaranya pada Senin, 9 Desember 2024.

Reza menyimpulkan bahwasannya bisa saja siasat yang digunakan Iwas ini bukan melalui paksaan secara fisik, melainkan pendekatan secara halus dengan teknik psikologi yang dinamakan Grooming Behavior, yaitu membuat korban merasa dekat dan percaya terhadap pelaku, sehingga Teknik manipulatif ini tidak benar-benar memerlukan tindakan fisik secara umum. Artinya, tindakan asusila yang dilakukan agus benarlah bisa  terjadi, bahkan pada saat ini Agus atau Iwas Ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Pada keterangan terbaru, jumlah korban yang melapr sudah 19 wanita. Menurut dari keterangan para korban dan orang-orang yang mengenal Iwas, motif yang dilakukannya sangat beragam, sepert minta tolong untuk membukakakn resleting saat dia mau buang air kencing, meminta tolong telepon ibunya agar bisa mendapatkan nomor korban maupun calon korban, dan memanfaatkan rasa iba orang lain dengan mendatangi Wanita yang sedang duduk lalu berujar “maaf kak, aku bukan pengemis, aku Cuma mau tanya apakah aku pantas buat hidup?” sehingga terjadi obrolan Panjang dan disinilah grooming behavior diterapkan oleh Agus, atau mengajak ngobrol target yang terlihat sedang duduk galau sendiri di taman.

Perkembangan terbaru kasus pelecehan seksual oleh Agus Buntung, diduga ibunda agus juga terlibat dalam kasus ini. Dikutip dari salah satu video TribunNews bahwa ibunda agus terlibat dengan cara berbicara dan ikut merayu korban melalui telepon agar melakukan pemintaan dari agus, serta diiming-imingi satu kilogram emas.

Sungguh mencengangkan bukan? Seseorang yang dianggap lemah dan disebut distabilitas tenyata bisa sebejat itu? Ini menjadi perhatian dan trending dalam seminggu kebelakang. Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwasannya kita tidak bisa melihat orang hanya dari kondisi raga dia, tetapi banyak hal yang tidak bisa kita lihat dibaliknya. Kondisi fisik yang tidak sempurna tidak menjamin orang tersebut lemah, karna bisa saja dia memiliki psikologis yang kuat untuk memperdaya dan melakukan tipu daya. Berhati-hatilah pelecehan tidak hanya terjadi karena adanya kesempatan, tetapi bisa juga melalui tipu daya dan kebohongan. Rasa iba hamper menutup mata kita semua dari kenyataan, Agus berhasil menjadikan keibaan sebagai senjata dalam tindakan kesusilaan. 

 


Viral! Mahasiswi UPI Disiksa Kekasih

 

Viral! Mahasiswi UPI Disiksa Kekasih

Oleh: Lutfil Hakim

Sumber: Intagram 

Seorang mahasiswi UPI diduga mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh kekasihnya pada Kamis (12/12/24) di Bandung. Korban bernama Ayu mengaku menerima berbagai bentuk kekerasan, mulai dari pukulan, tendangan, jambakan, hingga cekikan di leher. Pengakuan ini pertama kali diungkap melalui media sosial dan menarik perhatian publik. Nampak dalam sebuah cuplikan video, Ayu mengenakan baju warna coklat kesulitan bernafas akibat dicekik pria yang diduga kekasihnya itu. Ayu membeberkan jika kekasih hatinya itu bernama Muhammad Fauzan Maulana.

Lebih lanjut, Ayu kembali mendapat siksaan ketika dirinya meminta mengakhiri hubungan. Setiap ada kata ‘putus’ yang bersangkutan tidak menerima dan langsung melayangkan kekerasan,” ungkapnya. Dalam tangkapan layar percakapan yang dibagikan, terlihat pelaku melontarkan kata-kata kasar. Bahkan kekasih Ayu mengancam akan membunuhnya setibanya di Bandung. Selain itu, terdapat tuntutan pembayaran uang sejumlah Rp. 12 juta, yang disampaikan dengan bahasa intimidatif dan penuh penghinaan. Ayu juga menyebut bahwa pelaku merekam beberapa kejadian tersebut dan terus melakukan ancaman jika ia mencoba melawan. Selama hubungan itu berlangsung, Ayu merasa hidupnya dimanipulasi hingga kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Kini, kasusnya tengah diproses dengan bantuan dari Ibu @ataliapr dan pihak @jabarbantuanhukum. Ayu kini berjuang mencari jalan keluar dari lingkaran kekerasan ini dan telah dilimpahkan ke Ia berharap permasalahan ini dapat selesai secara damai, namun hingga kini ancaman dari pihak pelaku terus berlanjut.dan sudah dilimpahkan ke @polresumedang.