Hujan membawa nada-nada yg merdu
bersatu padu dalam harmoni yang begitu gemulai tak beraturan.
Kadang laun, kadang tak wajar juga kadang menghentak.
Petir-petir kecil menjadi melodi gamang kepahitan.
Sudah... sudah... tak ada lagi kata ambigu yg harus di gerutu.
Dewa bumi mencatat semua materi yang di dapat.
Tanpa sempurna jujur tak sampai khalayak.
Gelandangan bumi mencaci pertanda mimpi sudah di nodai
tetap di kursi goyang dengan mahkota berhala
Penyamun di langit tertawa menonton pagelaran wayang robot.
Lambat gerogoti semua yang bernyawa.
Genta... genta... genta... dimana genta yang bersuara nyaring ?
Akan ku pukul genta.
Genta untuk nalar si bermahkota !
(Ivaldo Wibowo)
0 comments: