FPIPS
GELAR KULIAH UMUM BERSAMA WAMENDIKBUD
BANDUNG, (UPP).-
Jurnalis UPP, Adi Darma
saat sesi wawancara dengan Wamendikbud , Prof. DR. Ir. Musliar Kasim, MS. di
Gedung BPU UPI, Sabtu (29/9). (doc.dudih)
|
Kuliah umum yang diselenggarakan oleh Fakultas
Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia pada hari Sabtu, 29 September 2012 pukul 09.00 WIB di
Balai Pertemuan Umum UPI Bandung mendatangkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Prof. Dr. Ir. H. Musliar
Kasim. MS dengan
mengangkat tema “Tantangan
Dunia Pendidikan Indonesia: Respon Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan”. Walaupun kegiatan tersebut
diperuntukkan untuk umum dan tidak ada keterangan resmi yang memuat bahwa
kegiatan itu bersifat khusus namun sasaran dari kegiatan tersebut lebih
diutamakan kepada mahasiswa baru FPIPS UPI angkatan 2012 agar membuka pemikiran
mahasiswa untuk lebih terpacu dalam perubahan dan peningkatan kualitas
pendidikan Indonesia. Pada pembukaan acara, peserta kuliah umum dimanjakan dengan alunan musik tradisional angklung yang dipersembahkan oleh para mahasiswa jurusan Management Resort and Leisure dan paduan suara Manajemen Pemasaran Pariwisata. Setelah sesi hiburan selesai barulah Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. selaku Dekan FPIPS memberikan sambutan sebagaimana tema yang diangkat mengenai tenaga pendidik maka beliau menyampaikan tujuan pendidikan di perguruan tinggi berfungsi sebagai kajian ilmu yang saling berintegrasi dan berkorelasi. Setelah sambutan beliau selesai, Prof. H. Furqon, MA., Ph.D selaku Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional meresmikan kegiatan tersebut dengan memukul gong sebagai tanda dimulainya acara kuliah umum, dan dilanjutkan pada penyerahan sertifikat ISO untuk FPIPS yang diberikan kepada Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si selaku Dekan FPIPS.
Dalam
kuliah umum nya Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim. MS menyampaikan bahwa
tujuan pendidikan menurut beliau yaitu menghasilkan insan cerdas dan membentuk
alumni yang membuahkan tenaga kerja mandiri. Beliau mengungkapkan rasio tenaga
pendidik dan peserta didik di negara Indonesia
adalah 1 : 20. Dalam sistem pendidikan yang maju sekalipun, rasio tersebut
adalah perbandingan yang ideal untuk menjadikan pendidikan di suatu negara
berjalan dengan efektif. Beliau pun memaparkan bahwa pendidikan di Perguruan
Tinggi seharusnya memberikan pelayanan dan pengembangan dalam bidang akademik,
kreatifitas, wirausaha, pendidikan karakter, dan semangat kebangsaan (NKRI).
Sehingga tidak hanya kemampuan intelektual yang dijunjung tinggi tapi
pembentukan moral pelajar pun dijadikan bahan yang sangat penting.
Dari
hasil wawancara intensif yang dilakukan oleh tim UPP HMCH kepada Wamendikbud bidang pendidikan Prof.
Dr. Ir. H. Musliar
Kasim. MS.
usai kegiatan tersebut,
ditujukan
pertanyaan mengenai gencarnya pendidikan karakter dan isu perubahan kurikulum
pendidikan di persekolahan beliau menanggapi bahwa perubahan kurikulum sudah
dimasukan dalam RPJM SISDIKNAS dan akan dilakukan revisi kurikulum secara
signifikan. Beliau pun mengungkapkan pendidikan moral dan karakter yang
diterapkan dalam kurikulum pendidikan perlu disisipkan di setiap mata
pelajaran, terutama mengingat maraknya tawuran yang terjadi berulang kali di
kalangan sekolah menengah sehingga pemikiran siswa akan terespon positif ketika
mempelajari apapun dan diharapkan siswa masuk dalam proses pembelajaran itu
sendiri tidak hanya menjadi sasaran satu arah ketika berada di sekolah.
Salah
satu peserta kuliah umum yaitu Syifa seorang mahasiswa PKn angkatan 2012
mengungkapkan kegiatan yang dilaksanakan sangat bermanfaat karena mayoritas
peserta kuliah umum berpredikat sebagai calon pendidik didorong untuk menjadi
guru yang memiliki integritas dan dapat menjadi panutan karena pendidikan akan
berjalan efektif dengan adanya tenaga pendidik yang mempuni. Selain itu, peserta bernama Yusuf Bachtiar mahasiswa
PKn 2012 menjelaskan pemikiran kritisnya mengenai kegiatan tersebut, baginya
wamendikbud kurang memaparkan tentang proporsional dan distribusi tenaga
pendidik di Indonesia, dan dia mengkritisi pendapat wamendikbud tentang
penekanan peserta didik kepada pendidikan kejuruan, menurutnya pendidikan
kejuruan adalah penting bagi kesuksesan industri di negara ini namun sangat
lebih dibutuhkan pendidikan yang menjunjung tinggi sifat kepemimpinan bukan
hanya sekedar menjadi pekerja.
(Adi/Ajeng Ayu/Dudih/UPP HMCH)
0 comments: