Rasa Iba Jadi Tameng Sang Pemerkosa
Oleh: Akmaludin
Sosok Agus Buntung, pelaku pelecehan
(Sumber: Tribunnews.com)
Tak dikira, Seseorang yang dalam kondisi difabel bisa
menjadi seorang pelaku pelecehan seksual. Inilah Agus atau I Wayan Agus
Suwartama, atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Agus Buntung.
Diantara fenomena trilogy agus yang viral di bulan desember ini, Agus bunting
menjadi sosok paling mind blowing, siapa yang menduga seorang pemuda yang tidak
memiliki kedua tangan bisa menjadi pelaku pelecehan seksual belasan Wanita.
Dalam awal kasus pemerkosaan yang dituduhkan kepada
Agus, netizen mengira jika polisi hanya asal tangkap dan asal menuduh karena
melihat kondisi Iwas yang tidak memiliki tangan, “Pakai baju saja saya masih
dibantu ibu” untuk mengundang simpatik warganet. Tetapi hal ini dipatahkan oleh
seorang pakar psikologi Forensik yaitu Reza Indragiri, dalam wawancaranya
Bersama Jurnalis Inews dalam kanal Yotutube Official, dalam wawancaranya
tersebut Reza mengungkapkan bahwa, Agus mungkin saja melakukan tindakan asusila.
"Mungkin,
kenapa? Karena barang kali sebagian kalangan yang menganggap itu tidak mungkin,
itu lebih dikarenakan mereka berimajinasi tentang maaf adegan
pemerkosaan." Ungkapnya. "Ada tangan pelaku yang mencengkeram tangan
korban, dan aktivitas-aktivitas fisik yang sifatnya intimidatif lainnya
terhadap korban," beber Reza dalam wawancaranya pada Senin, 9 Desember
2024.
Reza menyimpulkan bahwasannya bisa saja siasat yang
digunakan Iwas ini bukan melalui paksaan secara fisik, melainkan pendekatan
secara halus dengan teknik psikologi yang dinamakan Grooming Behavior, yaitu
membuat korban merasa dekat dan percaya terhadap pelaku, sehingga Teknik
manipulatif ini tidak benar-benar memerlukan tindakan fisik secara umum.
Artinya, tindakan asusila yang dilakukan agus benarlah bisa terjadi,
bahkan pada saat ini Agus atau Iwas Ini sudah ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus ini.
Pada keterangan terbaru, jumlah korban yang melapr
sudah 19 wanita. Menurut dari keterangan para korban dan orang-orang yang
mengenal Iwas, motif yang dilakukannya sangat beragam, sepert minta tolong
untuk membukakakn resleting saat dia mau buang air kencing, meminta tolong
telepon ibunya agar bisa mendapatkan nomor korban maupun calon korban, dan
memanfaatkan rasa iba orang lain dengan mendatangi Wanita yang sedang duduk
lalu berujar “maaf kak, aku bukan pengemis, aku Cuma mau tanya apakah aku
pantas buat hidup?” sehingga terjadi obrolan Panjang dan disinilah grooming
behavior diterapkan oleh Agus, atau mengajak ngobrol target yang terlihat
sedang duduk galau sendiri di taman.
Perkembangan terbaru kasus pelecehan seksual oleh Agus
Buntung, diduga ibunda agus juga terlibat dalam kasus ini. Dikutip dari salah
satu video TribunNews bahwa ibunda agus terlibat dengan cara berbicara dan ikut
merayu korban melalui telepon agar melakukan pemintaan dari agus, serta
diiming-imingi satu kilogram emas.
Sungguh mencengangkan bukan? Seseorang yang dianggap
lemah dan disebut distabilitas tenyata bisa sebejat itu? Ini menjadi perhatian
dan trending dalam seminggu kebelakang. Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah
bahwasannya kita tidak bisa melihat orang hanya dari kondisi raga dia, tetapi
banyak hal yang tidak bisa kita lihat dibaliknya. Kondisi fisik yang tidak
sempurna tidak menjamin orang tersebut lemah, karna bisa saja dia memiliki
psikologis yang kuat untuk memperdaya dan melakukan tipu daya. Berhati-hatilah
pelecehan tidak hanya terjadi karena adanya kesempatan, tetapi bisa juga
melalui tipu daya dan kebohongan. Rasa iba hamper menutup mata kita semua dari
kenyataan, Agus berhasil menjadikan keibaan sebagai senjata dalam tindakan
kesusilaan.
0 comments: