Sunday, April 26, 2015

Meleburkan Beda dengan Rangkulan Penuh Cinta



Oleh: Rima Suryani
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa di sisi Allah”.  (Q.s Al-Hujurat:13).
Potongan ayat diatas merupakan salah satu firman Allah yang menjadi cerminan bahwa manusia diciptakan dengan begitu beragam. Namun, perbedaan tersebut bukan untuk dijadikan pemisah diantara sesama manusia. Perbedaan ibarat warna yang akan mewarnai hidup yang  hambar menjadi lebih bermakna. Jika Allah berkendak, dengan kuasa-Nya, semua perbedaan itu akan dengan mudah dilenyapkan-Nya. Tapi, Allah Maha Tahu, jika semua manusia diciptakan sama, betapa akan membosankannya dunia.
Perbedaan membuat kita dapat saling berbagi dan belajar banyak hal. Segala kelebihan yang ada dalam diri orang lain dapat membuat kita terpacu untuk terus belajar lebih baik dan menyadari betapa banyak kekurangan yang harus terus kita perbaiki. Namun, menyatukan perbedaan bukan perkara yang sepele. Perbedaan masih sering menjadi jurang pemisah yang menimbulkan jarak diantara sesama manusia. Perlu ada suatu jembatan agar perbedaan itu dapat lebur menjadi satu. Jembatan itu bernama KEBERSAMAAN.
Kebersamaan merupakan kunci untuk memahami segala keunikan yang dimiliki setiap manusia. Sudah menjadi kodrat manusia untuk senantiasa hidup bersama dengan manusia lain, seperti yang dikemukakan oleh Arstoteles yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial (zoon politicon), yaitu makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Disadari atau tidak, dalam setiap detik yang kita lalui, pasti ada uluran tangan orang lain yang senantiasa membantu kita. Setiap derap langkah yang kita lewati, pasti ada orang yang mendampingi untuk bersama-sama merekam jejak langkah tersebut.
              Pendapat dari Aristoteles tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Albert Ellis yang berpendapat bahwa manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Oleh karena itu, tidak jarang manusia memiliki kelompok-kelompok tersendiri. Kelompok yang membuat ia merasa dihargai, dicintai dan tempat untuk mengaktualisasikan diri.  Salah satu kelompok tesebut adalah kita, sebagai sebuah organisasi Unit Pers dan Penerbitan (UPP).
              UPP sebagai sebuah unit khusus di bawah BEM HMCH (Himpunan Mahasiswa Civic Hukum), telah kita pilih sebagai tempat untuk menyatukan semua asa dan cita bersama. Tujuan UPP merupakan sebuah patokan yang menjadi arah dalam kita melangkah. Tujuan yang akan meleburkan segala perbedaan yang ada dalam rangkulan kebersamaan yang penuh cinta. Seperti layaknya semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Kita, meskipun kita berbeda-beda tapi tetap satu jua.
            Tidak mudah menyatukan berbagai pikiran menjadi satu suara. Tidak mudah menjaga ikatan kekeluargaan ditengah banyaknya problema yang menghadang. Tidak mudah membuktikan bahwa kita bisa menghasilkan karya ditengah keraguan yang kadang melanda. Namun percayalah, kebersamaan mampu meleburkan itu semua. Kebersamaan yang penuh cinta dan rasa saling memiliki yang akan menjaga rangkulan kekeluargaan kita dalam Unit Pers dan Penerbitan HMCH UPI.
Previous Post
Next Post

Unit Pers dan Penerbitan HMCH adalah salah satu unit khusus dalam intern Himpunan Mahasiswa Civics Hukum Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalistik

0 comments: