Sunday, April 26, 2015

Kebersamaan Ada Karena Kita Yang Menciptakannya



 Oleh Nurrobaniah Anggraeni
Pertemuan hadir karena adanya perpisahan. Kita tidak bisa menyalahkan perpisahan, karena itu merupakan bagian kecil dari proses kehidupan. Namun ketika kita dihadapkan pada sebuah perpisahan, disana pula kita akan bertemu dengan sebuah pertemuan yang baru. Bagaimana cara kita menghadapi pertemuan itulah yang menjadi masalah awal. Tidak banyak orang yang memberikan kesan baik pada awal pertemuan atau bahkan sebaliknya, memberikan kesan buruk. Itu bukanlah permasalahan besar pada setiap pertemuan, permasalahan besarnya adalah apakah kita siap menyatu dengan pertemuan yang baru?
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang memiliki zona nyaman mereka masing-masing. Bukan, itu bukan sebuah masalah, semua orang berhak memiliki zona nyaman mereka masing-masing. Tapi apakah kita semua sadar bahwa kita adalah makhluk sosial? Sekarang atau nanti, kita memerlukan bantuan dari orang lain. Disinilah masalahnya, apakah kita siap keluar dari zona nyaman kita? Membangun zona-zona nyaman lainnya? Bukankah kita mengharapkan sebuah kebersamaan yang utuh disetiap pertemuan yang telah disediakan secara gratis oleh Yang Maha Mengatur?
Apakah semudah itu membangun sebuah kebersamaan? Itu pertanyaan sering muncul di benak kita kan? Oke, jawaban dari saya adalah tidak semudah itu, kecuali ada kemauan dari dalam diri kita sendiri untuk membangun kebersamaan itu sendiri. Seadar atau tidak, sekarang kita hidup pada zaman dimana derajat dari sebuah kata “gengsi” berada pada tingkatan paling atas. Mau “minta maaf” terhalang gengsi, mau bilang “terimakasih” terhalang gengsi, mau “minta tolong” terhalang gengsi. Terus apakah kita sanggup untuk hidup sendiri saja? Hati-hati saja, jangan sampe “Gengsi” jadi prinsip dari hidup kita, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Kebersamaan merupakan rasa memiliki yang ada dalam diri masing-masing setiap orang yang ada di dalamnya, entah dalam ruang lingkup keluarga, pertemanan, persahabatan maupun organisasi. Begitu mudah membangun sebuah kebersamaan dalam ruang lingkup keluarga, teman dan sahabat. Namun begitu sulit membangun sebuah kebersamaan dalam ruang lingkup organisasi. Karena dalam suatu organisasi, terdapat berbagai macam orang yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Tapi sadar tidak sadar kita sering mengagung-agungkan bahwa “perbedaan bukanlah sebuah penghambat, tetapi perbedaan adalah pelengkap satu sama lain”, begitu yang banyak diungkap orang banyak.
Terkadang kita buta dengan sebuah kalimat “perbedaan”, tidak jarang terjadi sebuah perpisahan akibat adanya perbedaan. Perbedaan bukan sebuah penghalang, komitmen yang terkesan dijadikan permainanlah yang menjadi penghalang. Menurut saya komitmen dan rasa memiliki akan sesuatu merupakan faktor penting dalam sebuah organisasi. Karena ketika setiap orang tidak memiliki komitmen terhadap sebuah organisasi, maka dengan mudah orang tersebut akan meninggalkan organisasi itu sendiri. Lalu bagaimana dengan rasa memiliki? Oke, bayangkan ketika kita memiliki sesuatu apapun itu, tetapi disatu sisi kita tidak merasa memiliki hal tersebut. Maka saat sesuatu itu hilang, kita akan merasa biasa saja. Berbeda ketika kita merasa memiliki sesuatu, saat sesuatu itu hilang, kita akan merasa ada yang hilang dari hidup kita sendiri.
Kedua hal itulah yang harus ditumbuhkembangkan dalam sebuah organisasi. Dua hal itu akan menghidupkan kebersamaan dengan sendirinya. Selain itu, kebersamaan juga akan timbul akibat adanya perasaan yang sama atau dapat dikatakan adanya kedekatan secara emosional. Kedekatan itu akan hidup dari berbagai kegiatan, formal maupun nonformal. Karena hidup diibaratkan sebagai dua sisi mata uang, mereka tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Komitmen dan rasa memiliki akan timbul dari adanya kegiatan-kegiatan formal, sedangkan kedekatan emosional akan timbul dengan adanya kegiatan-kegiatan nonformal. Kegiatan formal dapat berupa pelaksanaan dari program kerja sebuah organisasi yang berorientasi pada visi misi organisasi itu sendiri. Kegiatan nonformal dapat berupa kumpulan semua anggota organisasi dan diadakan ditempat-tempat yang terkesan Fun, saling bertukar cerita, pengalaman hidup yang paling berkesan mungkin dan sebagainya, serta tentunya terlepas dari hal-hal yang berbau formal.
Ketika Hard Feeling telah hilang dalam pribadi setiap anggota organisasi, maka kebersamaan akan muncul dan terus hidup. Karena kebersamaan ada karena kita yang menciptakannya.
Previous Post
Next Post

Unit Pers dan Penerbitan HMCH adalah salah satu unit khusus dalam intern Himpunan Mahasiswa Civics Hukum Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalistik

0 comments: