Monday, March 12, 2018

Memelihara Kenyataan dan Mewujudkan Harapan


 Oleh Robby Xandria Mustajab
Mahasiswa S1 Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Tulisan kali ini akan mengkaji mengenai masalah kehidupan yang memang tidak akan pernah ada habisnya,(ya paling tidak selama kita hidup). Hal paling mendasar yang sering menjadi masalah adalah mengenai harapan dan kenyataan.
Berbicara mengenai harapan dan kenyataan, saya jadi teringat sepenggal lirik dari Rizki Febian, "Sungguh percuma saja, ku mencintai nya tapi tak di cintai". Kalian pasti tau lagunya, tapi kali ini bukan masalah percintaan yang akan kita bahas, melainkan mengenai harapan dan kenyataan.
Dan taukah kalian?
Bahwa harapan dan kenyataan itu selalu menjadi sumber dari setiap masalah dalam kehidupan kita.
Contoh :
1. Saya harusnya di hormati orang-orang!
2. IPK saya harusnya diatas 4!(hah?)
3. Saya harusnya mendapatkan cinta dari wanita itu!
4. Saya tidak seharunya diperlakukan seperti ini!
5. Saya tidak seharusnya mendapatkan IPK sekecil ini!
6. Dia tidak seharusnya mencampakan cinta saya seperti ini!
Dan seterusnya...
Tanpa disadari hidup kita dipenuhi oleh harapan dan keharusan lingkungan memenuhi keinginan kita! Lalu bagaimana jika harapan tidak terpenuhi? Maka menangis, kecewa, marah, dan sedihlah kita yang akhirnya menimbulkan  konflik di kehidupan kita.

Suatu teori mengatakan bahwa Das sein dan Das sollen sulit sekali dicapai. Benarkah demikian?
Harapan dan kenyataan adalah suatu keniscayaan yang keberadaan nya tidak bisa dipungkiri. Namun mengapa sebagian orang berpikir das sein dan das sollen sulit di capai? Sebenarnya harapan dan kenyataan itu bisa lho di capai, tetapi seakan sulit itu karena ekspektasi kita akan suatu hal dipandang tidak proposional dengan usaha yang kita lakukan. 

Dalam hidup kita terlalu sering menuntut dan meminta agar lingkungan memperlakukan kita dengan baik,agar kita diberi nilai bagus, agar kita dicintai dan dihormati. 
Maka saat harapan kita tidak lingkungan penuhi, kecewalah kita. Namun sebaliknya ketika kita berusaha memberi kebaikan, memberi cinta, rasa kasih sayang, hormat kita pada orang lain, tidak akan ada yang akan membebani kita karena kita memberikan cinta kita, hormat kita, sayang kita, dan memberi usaha maksimal dalam setiap nilai yang kita dapat dan pada akhirnya kita tidak akan pernah dikecewakan kenyataan malahan harapan kita akan terwujud. Ketika kita sudah paham akan hal ini mungkin Rizki Febian tidak akan pernah merasa percuma lagi telah mencintai meski tak dicintai, karena kita memberi cinta kita bukan menuntut cinta dari orang lain.

Intinya memelihara harapan adalah dengan usaha kita memberikan sesuatu bukan menuntut sesuatu, dan usaha maksimal merupakan cara kita untuk membuat harapan itu menjadi sebuah kenyataan.

Previous Post
Next Post

Unit Pers dan Penerbitan HMCH adalah salah satu unit khusus dalam intern Himpunan Mahasiswa Civics Hukum Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalistik

0 comments: