Alumni Mahasiswa S1 Pendidikan Kewarganegaraan
Budaya ,
frasa yang tidak asing ditelinga manusia sebagai salah satu subjek yang
mempopulerkan dan menghasilkan suatu
budaya, sering disebut dengan kebudyaan. Banyak sekali hal yang dapat dikatakan
budaya, notabene yang sering ditampilkan merupakan hasil penggalian dari
manusia yang berdiam disuatu tempat dengan segala kekhasannya baik Bahasa,
kebiasaan, tarian, cara menyambut tamu, ritual, upacara dan banyak lagi,
dijadikan sebuah identitas oleh mereka yang menggali, mempopulerkan dan
menjaganya agar tetap ada.
Naturnya suatu daerah mempengaruhi
banyak apa yang digali , dihasilkan dan dipopulerkan sebagai suatu budaya yang
menjadi identitas sebuah kelompok. Secara harfiah kata budaya berasal dari
Bahasa sansekerta buddhayah, yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi atau akal (Mulyadi, 1999, hlm. 20). Budaya sebagai seluruh sistem gagasan
dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar (Koentjaraningrat
dalam Mulyadi, 1999 hlm. 21). Hal tersebut nyata adanya dikehidupan, yang
merupakan suatu ciri bagi kelompok tertentu yang menggali dan mempopulerkan
budayanya.
Kita sendiri sebagai bangsa
Indonesia yang memliki dan menghargai keberagaman, dalam konteks budaya pun
kita memliki budaya yang begitu banyak. Etnis, suku, bangsa masing-masing
memiliki budaya tersendiri di bumi pertiwi ini. Inilah yang menyatukan kita
sebagai sebuah bangsa , yaitu bangsa Indonesia. Ada hal yang harus sangat
diperhatikan, ingat kah kita akan amanat bapak revolusi kita , Ir Soekarno
dengan Tri Sakti nya, yang ketiga “Berkepribadian di bidang budaya”. Pada
dasarnya kita manusia Indonesia mengakui sebagai bangsa haruslah memiliki kepribadian
sebagai bangsa Indonesia, guna turut serta dalam pergaulan internasional.
Hal
terpenting yang harus terus diupayakan adalah bagaimana kita belajar
sebagai bangsa yang memiliki kepribadian. Belajar akan pentingnya sebuah
kepribadian tidak lain adalah bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri
baik sebagai individu ataupun sebagai bangsa. Tentang kemudian benar dan salah
itu merupakan sebuah proses yang akan selalu ada. Tanyakan kepada diri sudahkah kita
menginternalisasikan budaya kita beserta nilai-nilainya yang hidup. Bukan
tentang kemjuan jaman tapi tentang bagaimana kita “ngigelan jaman” bergaul dengan pribadi yang beridentitas
ke-Indonesiaan kiranya penting untuk terus dilakukan supaya kelak generasi
selanjutnya juga beridentitas sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur serta keberadaban. Identitas
merupakan salah satu benteng kokoh yang mampu menyaring segala
dampak-dampak negatif yang dapat menggerus keaslian budaya bangsa kita. Terakhir,
menyitir pernyataan alm. maestro dalang wayang golek, Asep Sunandar Sunarya
disela-sela pagelarannya beliau mengatakan
“Martabat hiji Bangsa bisa Diukur ku
Budayana” artinya kurang lebih, Martabat
Satu Bangsa Bisa Diukur Oleh Budayanya.
0 comments: