Monday, December 4, 2017

KOK YA? KOYAK!


Oleh Yan Mahdi Muhammad NIM 1507242
Mahasiswa S1 Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Bagaimana bisa kita memerangi alam raya. padahal jelas betul kita hanya bakteri kecil yang hidup di sepersekian mili  selaput kulitnya.

Tapi ya kenyatanya kita bisa begitu jahat yah... mula-mulanya para kera dkk yang kita usir dari rumahnya, tak berselang lama kemudian kawan dari sejenisnya sendiri yang di usir dengan dalih kepentingan umum

Kok ya bisa sih kita sebegitu durhakanya dengan tanah air ini, bumi sang ibu  pertiwi. padahal beliau tak secuilpun berharap belas kasih, dia cuma ingin kita tidak usil, dia hanya ingin kita biarkan tumbuh dan menua, dia hanya ingin berkelebat menghijaukan bumi.

Tapi ya nyatanya memang kita terlalu kejam. kita biarkan tanah terpapar di balut aspal dan  beton bertingkat,  kita dengan sengaja menghembuskan kepulan-kepulan asap hitam. padahal mahluk-mahluk kecil di pot itu memberikan udara segar di tiap pagi.
eh eh tapi kita, melalui bokong kuda besi yang sehari-hari kita tunggangi kita justru memproduksi asap sesak.
dan corong-corong raksaksa itu tempat dimana kaum buruh memeras keringat dengan sombongnya kita dirikan menantang angkasa hanya untuk menyemburkan kepulan kepulan hitam legam.

Duh kok ya bisa sih kita sejumawa ini. hanya karena CPU yang sebatok kelapa ini kita mendeklarasikan diri sebagai sang penguasa jagad raya.

loh.. loh.. loh...kok bisa yaaa kita sebangsat ini ...kita tolol apa goblok yaa? apa kita lupa kalau lauk pauk, sayur mayur dan buah-buahan segar di meja itu tumbuh dari mana.

Apakah benar sehebat hebatnya kita di tengah kemajuan IPTEK dan di era mekanisasi ini, kita telah mampu hidup tanpa oksigen, apakah benar kita telah mampu beraktivitas dibawah terpaan sinar UV secara langsung, apakah benar kita sudah bisa makan pizzu hut hanya dengan mengunduhnya dari google, apakah benar kita sudah bisa minum coca coli hanya dengan mengakses nya di laman digital.

sekaleng kaleng nya bahan, seplastik plastiknya material, dan selogam logamnya besi dan baja. tetap saja asalnya dari Alam.

kok ya kita engga mengambil seperlunya kok ya kita begitu serakah dengan exploitasi tiada henti. 
Kok ya kita terlalu takut kekurangan padahal jagad raya ini sudah  sedemikian luas dan kaya.
Kok ya nilai-nilai agama bisa tergerus sehingga kita terasing dari kata bersyukur.

kok ya saya lupa, kita ini manusia, mahluk yang takan pernah puas.
mahluk yang berharap sedikit dari yang kosong, mahluk yang berharap lebih dari yang sedikit, mahluk yang berharap lebih banyak dari yang sudah lebih.

ahhh sial, matilah kita di lumat getar tanah, matilah kita di gilas beringin tumbang, matilah kita di hisap topan, hilanglah kita di telan deru ombak, hancur lebur lah kita di sirami kerkikil dan lahar.

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)."
QS : Ar-Rum - 41

Rumah, 17.57 di awal bulan penguhujung tahun 2017 disaat hujan mulai bersetubuh dengan bumi.
Previous Post
Next Post

Unit Pers dan Penerbitan HMCH adalah salah satu unit khusus dalam intern Himpunan Mahasiswa Civics Hukum Jurusan Pendidikan Kewaganegaraan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalistik

1 comment:

  1. Manusia adalah makhluk kejam, Anyo adalah manusia. Anyo adalah makhluk kejam. A=B=C atau A=C.Logika dasar formal (Aristoteles)

    ReplyDelete