Mahasiswa S1 Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
Indonesia merupakan negara beragama yang jika mengacu pada sila pertama Pancasila, masyarakat Indonesia di bebaskan untuk memilih agama asalkan mereka beragama. Sejenak kita hilangkan perbedaan pandangan mengenai berbagai agama di Indonesia, yang perlu di garis bawahi adalah mereka yang beragama sudah pasti percaya akan adanya Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas orang Indonesia itu beragama dan percaya akan adanya Tuhan.
Namun apakah kita yang sekarang ini percaya akan adanya Tuhan, sudah benar-benar mempercayai Tuhan?
Mari kita ulas, sejatinya Tuhan merupakan tempat manusia berlindung, memohon pertolongan-Nya, dan manusia hanya bergantung pada-Nya tidak dengan hal lain. Setidaknya itu yang diajarkan oleh setiap agama(koreksi jika adà yang tidak sesuai)
Jika memang kita mengakui keberadaan Tuhan, hanya kepada Tuhan lah kita bergantung dan tidak pada yang lain, namun kenapa kita merasa cemas ketika beberapa menit saja tidak berada di dekat hp kita? Ato kenapa kita merasa sangat sedih ketika hp kita hilang? Pernahkah kita merasa enggan meneruskan berangkat ke kampus ketika kita sadar tidak membawa uang sepeserpun?
Disadari atau tidak, kita benar-benar bergantung kepada hal-hal lain selain Tuhan, entah itu uang, atau handphone kita. Apakah kita bermaksud menciptakan tuhan-tuhan kecil yang membuat kita bergantung padanya? Membuat kita tidak bisa hidup tanpanya?
Sujiwo tejo pernah mengatakan, "menghina Tuhan itu bukan dengan menistakan suatu agama, bukan dengan menghina kitab suci, tetapi dengan takut besok tak bisa makan, takut tak memiliki jodoh, takut akan kematian itulah bentuk penghinaan Tuhan"
Mahasiswa seharusnya mampu berpikir kritis, bukankah kita sepakat bahwa Tuhan yang kita sama-sama akui adalah Tuhan tempat kita bergantung dan tidak ada lagi Tuhan tempat memohon selain dia? Lalu mengapa kita masih ketergantungan tuhan-tuhan kecil seperti uang, mantan, handphone, jodoh yang juga membuat kita tak bisa hidup tanpa mereka?
0 comments: