Badan Eksekutif Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Civics Hukum (BEM HMCH), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Diskusi Publik Keagamaan yang bertema “Mewujudkan UPI sebagai Kampus Bebas Radikalisme” di Auditorium FPIPS UPI pada hari Rabu, (18/04). Kegiatan ini merupakan rangkaian gelaran Gebyar Civics 2018.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan rangkaian pembukaan dimulai dari MC Fiona Artha dilanjukan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh saudara Tarekh dan Endah. Lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin oleh Hanni Nurul. Setelah itu ada Laporan Ketua Pelaksana yaitu Ketua Bidang Kerohanian HMCH saudari Euis Nurul Azizah, Ketua Umum BEM HMCH saudara Agil Nanggala dan Dekan FPIPS UPI sekaligus membuka acara tersebut, yaitu Dr. Agus Mulyana, M.Hum.
Kemudian acara dilanjutkan diskusi keagamaan dengan metode pararel, pemateri pertama Pandu Hyawangsewu, S.Th.I., M.Ag., beliau adalah Ketua Perhimpunan Remaja Masjid DMI Jawa Barat, kedua Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.Ip., M.H., M.Si. beliau ialah Kepala Pusat Kebijakan Publik, Inovasi Pendidikan, dan Pendidikan Kedamaian LPPM UPI, ketiga Prof. Dr. Makhmud Syafe’i, M.Ag., beliau adalah Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam UPI, lalu terakhir Dr. H. Mupid Hidayat, M.Ag beliau adalah Direktur Direktorat Kemahasiswaan UPI. Diskusi tersebut dimoderatori oleh saudara Hilal Ramdhani Mahasiswa S1 Departemen Pendidikan Kewarganegaraan. Lalu acara diakhiri dengan penutupan doa oleh Ahmad Panji.
Ketua Bidang Kerohanian BEM HMCH saudari Euis Nurul Azizah mengutarakan tanggapannya mengenai acara tersebut “Radikalisme di UPI saat ini memang masih dalam tahap yang tidak terlalu dilakukan secara gamblang, namun bukan berarti ajaran-ajaran radikal tersebut tidak membahayakan. Karena faktanya saat ini sudah ada beberapa mahasiswa yang rela meninggalkan bangku kuliahnya setelah mengikuti kajian-kajian keagamaan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang bahkan identitasnya tidak diketahui pasti karena begitu tertutup dan menyasar mahasiswa-mahasiswa yang ingin belajar agama tetapi belum terlalu memiliki landasan yang kuat. Dan hal itu yang melatar belakangi kami yang membahas mengenai radikalisme di UPI.”
0 comments: