Oleh: Muhammad
Mufti Rakadia S. NIM 1503802
Mahasiswa S1
Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun
2017 yang lalu dunia telah digemparkan oleh berbagai kabar panas yang
memberitakan situasi keamanan di kawasan Asia Timur. Terjadinya provokasi yang
dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump telah memicu Pemimpin
Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) Kim Jong Un untuk melaksanakan
berbagai latihan dan uji coba rudal nuklir demi membela diri dari ancaman
tersebut. RDR Korea yang menyatakan bahwa rudal terbarunya mampu mencapai
seluruh wilayah Amerika Serikat, tentu membuat warga dunia khawatir akan
terjadinya Perang Dunia Ketiga. Sudah tidak asing lagi kita semua hampir setiap
hari mendengar adu mulut yang terus memanas antara Trump dan Kim Jong Un.
Beragam kosa kata pun digunakan untuk saling menjatuhkan mental. Bahkan, media
pun ikut terlibat bahkan terlihat terus menyoroti konflik propaganda tersebut,
seolah-olah memprovokasi warga dunia untuk turut bergabung dalam konflik
tersebut.
Akan
tetapi, apakah tahun 2018 akan menjadi pengulangan tahun sebelumnya, di sini
kita perlu memperhatikan bagaimana perubahan pemikiran dan haluan yang dipilih
oleh masing-masing negara, bagaikan “resolusi tahun baru” yang sering kali
dilontarkan oleh pengguna media sosial.
Ketua
Komite Partai Buruh Korea Kim Jong Un secara rutin melaksanakan pidato tahun
baru sejak mulai menjabat menjadi pemimpin RDR Korea (dahulu nama jabatannya
Sekretaris Satu Partai Buruh Korea), seperti Presiden Abadi RDR Korea Kim Il
Sung. Mungkin pidato tahun baru ini terlihat sebagai hal yang formalitas dan
spontanitas, atau mungkin bagi sebagian orang ini hanya terbaca sebagai “ucapan
selamat” dari pemimpin kepada rakyatnya. Akan tetapi, pidato tahun baru ini
berbeda. Sama sekali bukan ucapan selamat ataupun ritual formalitas yang hanya
menghiasi indahnya malam tahun baru, tetapi justru di pidato tahun baru inilah
kita bisa melihat dan membaca pesan politik dan pernyataan sikap secara tidak
langsung. Setidaknya garis besar penting yang kita bisa dapatkan dari pidato
ini. Apakah tindakan RDR Korea ke depannya akan sesuai atau tidak itu tidaklah penting
untuk sekarang. Hal yang terpenting, di sini kita bisa meramalkan dan
memetakan, sekaligus juga menyimpan harapan pada pola hubungan internasional di
kawasan Asia Timur dan Pasifik yang dijalani oleh lima negara utama, yang
sama-sama menginginkan perdamaian sebenarnya.
1.
Keberhasilan
Kekuatan Senjata Nuklir yang Sempurna
Hal pertama yang dibahas
dalam pidato tahun baru adalah keberhasilan pengembangan senjata nuklir RDR
Korea. Rudal nuklir yang tidak asing kita dengar namanya ini menurut Ketua Komite
Kim Jong Un sudah menyelesaikan tahap akhir dan mencapai tujuan dengan sempurna
melalui latihan dan uji coba. Sudah kita ketahui, di tahun 2017 yang lalu RDR
Korea telah melaksanakan berbagai uji coba yang membuat warga dunia khawatir.
Akan tetapi, dengan khidmat latihan dan uji coba yang dilaksanakan secara resmi
telah berhasil dengan sempurna dan pada akhir November 2017, Rudal Balistik
Antar-benua “Hwasong-15” telah berhasil diuji coba, hingga kemampuannya mampu
mencapai seluruh wilayah Amerika Serikat.
Hal tersebut sekilas
terdengar sebagai provokasi yang menantang Amerika Serikat secara
terang-terangan. Memang betul menantang, tetapi sesungguhnya itu bukanlah
provokasi yang mengancam secara membabi buta. Dalam pidato ini dikatakan, bahwa
dengan memiliki senjata nuklir, RDR Korea telah memiliki kekuatan untuk
mencegah perang. Ini artinya senjata nuklir yang diciptakan dan dikembangkan
oleh RDR Korea tersebut bukanlah bertujuan untuk membuat peperangan di dunia,
tetapi untuk mempertahankan perdamaian dan mencegah Amerika Serikat untuk
bertindak agresif kepada RDR Korea. Karena, pada dasarnya dunia ini memiliki
pengalaman pahit dengan agresi Amerika Serikat, yaitu Libya dan Irak. Mereka
yang terang-terangan menyatakan tidak akan menciptakan senjata nuklir, tak lama
kemudian dihabisi oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Satu alasan
demokratisasi, yang satu alasannya karena memiliki senjata pembunuh massal,
yang pada akhirnya tidak ditemukan di mana-mana. Maka dari pengalaman itulah,
RDR Korea bersikeras mengembangkan senjata nuklir.
2.
Jejak Cemerlang di
Bidang Ekonomi
RDR Korea bukanlah negara
penjaga malam. RDR Korea adalah negara yang mementingkan pertahanannya, tapi
juga memerhatikan kesejahteraan rakyatnya. Hal tersebut terbukti dengan
tercetaknya berbagai prestasi di bidang industri berat, ringan, otomotif, serta
pangan. Juga terselesaikannya konstruksi kompleks mewah di Jalan Ryomyong dalam
waktu kurang dari satu tahun (Maret-September 2016 dan Januari-April 2017,
September-Desember 2016 konstruksi diistirahatkan karena seluruh tenaga
pembangunan dikerahkan untuk merevitalisasi kawasan terdampak bencana banjir
dan longsor pada September 2016).
Juche-isasi (baca:
nasionalisasi) yang dilakukan di bidang industri berat, terutama dalam
pertambangan dan industri kimia telah berhasil disempurnakan, sehingga RDR
Korea semakin memperkokoh kekuatan kemandirian dalam ekonomi, juga telah
mempercepat waktu untuk penyelesaian Rencana Pembangunan Strategi 5 Tahun yang
telah disusun.
Industri ringan yang
membantu meningkatkan kualitas kehidupan rakyat pun telah banyak mencapai
prestasi yang tinggi. Dimulai dari industri garmen, sepatu, rajutan, dan
makanan, telah dilakukan berbagai modernisasi dan nasionalisasi peralatan
produksi, sehingga peragaman dan produksi massal produk-produk penunjang
kehidupan rakyat semakin mudah untuk digalakkan. Membuat kondisi kehidupan
rakyat RDR Korea lebih baik dari sebelumnya dan diperkirakan akan mampu
menyaingi kehidupan rakyat di negara kapitalis serta menunjukkan keberhasilan sosialisme.
Di bidang industri
otomotif, telah dicapai prestasi tertinggi, yaitu produksi massal traktor dan
truk dengan hasil nasionalisasi yang siap dipakai untuk kegiatan ekonomi di
dalam negeri. Hal tersebut mendorong elektronisasi dan mekanisasi industri,
sehingga kegiatan industri di berbagai bidang, terutama di bidang pangan yang
paling menonjol tahun ini semakin mudah dilaksanakan dan hasilnya pun semakin
baik dari sebelumnya.
3.
Ilmu Pengetahuan,
Sains, Teknologi, Pendidikan, dan Kesenian
Tidak hanya di bidang
ekonomi dan militer, tentu di bidang IPTEK dan kesenian pun tahun 2017 menjadi
tahun yang cemerlang karena hasil-hasilnya. Para akademisi yang terbaik telah menyelesaikan
permasalahan ilmiah yang timbul di dalam negeri, serta mampu menciptakan
model-model baru dalam pengembangan teknologi, sehingga hasil-hasil tersebut
dikatakan dapat mendorong semangat revolusi yang terus-menerus dijalankan oleh
seluruh rakyat RDR Korea.
Lingkungan dan kondisi
lapangan di dunia pendidikan pun semakin terbarukan dengan adanya
inovasi-inovasi dalam segala aspek, hingga hal tersebut mendorong rakyat untuk
lebih berprestasi dalam bidang seni dan olahraga. Di bidang kesenian,
terciptanya contoh terbaik dalam penampilan kesenian yang inovatif, modern,
serta menghibur namun mengandung nilainilai revolusi sehingga mampu menjadi
mesin pendorong untuk rakyat agar selalu meningkatkan produktivitas. Di bidang
olahraga, banyak sekali atlet-atlet yang mencetak rekor-rekor baru dan
medali-medali emas di berbagai pertandingan internasional. Tidak asing lagi, di
RDR Korea tahun ini pun terpilih sepuluh terbaik pemain dan pelatih. Hal
tersebut bagi RDR Korea menjadi pendorong semangat agar lebih berprestasi lagi.
4.
Tugas Pemerintah
dan Rakyat untuk 2018
Tidak hanya bereuforia
dalam kemuliaan yang lalu, tetapi di dalam pidato ini Ketua Komite Kim Jong Un
juga menegaskan apa saja tugas ke depan yang harus dicapai oleh seluruh rakyat
dan pemangku kebijakan. Agar dapat dipahami secara menyeluruh, berikut adalah
poin-poin penting tugas RDR Korea untuk 2018:
a. Menjadikan RDR Korea sebagai negara strategis di tahun
yang menjadi HUT ke-70
b. Mobilisasi seluruh elemen dan benda untuk mencapai
hasil yang lebih baik, dengan mempertahankan tradisi revolusi
c. Meningkatkan kemampuan dan pengembangan ekonomi di
tahun ketiga Rencana Pembangunan Strategis 5 Tahun ini
d. Modernisasi pembangkit tenaga listrik dan peralihan energy
e. Mengefektifkan dan mengevisiensi moda transportasi dan
logistic
f.
Menghemat tenaga
kerja dan daya, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
g. Prestasi yang semakin baik di bidang pertanian dan
perikanan
h. Membangun Kawasan Pariwisata Laut Daerah Kalma, Wonsan
i.
Penggalakan
reboisasi
j.
Modernisasi dan
adaptasi model pendidikan
k. Pengembangan sumber daya manusia melalui olahraga
l.
Menghilangkan
angin gaya kehidupan dan pemikiran kontra-sosialis
m. Produksi massal dan penempatan senjata nuklir
n. Pengiriman delegasi untuk Olimpiade Musim Dingin
Pyongchang 2018
o. Utara dan selatan harus kerja sama dalam situasi
tegang
p. Perlu diadakannya dialog antara utara dengan selatan
q. Harus meningkatkan suasana reunifikasi bangsa
r.
Mendoakan agar
Olimpiade Pyongchang 2018 berhasil
Di sini kita dapat
melihat banyak sekali tugas yang harus dicapai oleh seluruh rakyat maupun
pemerintah RDR Korea. Namun, di segi perdamaian dan hubungan internasional,
terdapat beberapa poin penting yang mungkin membuat warga dunia terkejut.
Adalah poin n hingga poin r.
Dilihat dari isi
pidatonya, jika 2017 lalu RDR Korea masih meninjau penilaian dan sikap terhadap
pemerintah Korea Selatan, maka di tahun 2018 ini RDR Korea mulai menunjukkan
sikapnya terhadap pemerintahan sekarang secara terang-terangan. Sebelumnya,
pemerintah boneka Korea Selatan selalu membuat kondisi menegang bahkan ke dalam
pidato pun. Namun, kali ini Ketua Komite Kim Jong Un tampaknya benar-benar
membedakan pemerintah sekarang dengan yang sebelumnya. Hal tersebut dapat
diramal sebagai upaya reunifikasi yang akan berkelanjutan bagi utara maupun
selatan. Dari awal Ketua Komite Kim Jong Un telah berniat untuk mengirimkan
delegasi tim-tim cabang olahraga ke Olimpiade Pyongchang 2018. Ini membuktikan
bahwa RDR Korea akan lebih mendekatkan diri dan mengajak Selatan untuk berbuat
demikian, agar keduanya dapat bekerja sama secara politik sosial, di tengah
situasi yang tidak stabil akibat provokasi Amerika Serikat.
Dalam pidato ini juga
Ketua Komite Kim Jong Un menyatakan perlu diadakannya dialog. Ini adalah hal
pertama dalam satu tahun ini, karena semulanya sikap pemerintah Korea Selatan
selalu membuat RDR Korea untuk menolak dialog. Akan tetapi, dengan adanya
ucapan tersebut RDR Korea telah menunjukkan kesiapan menerima pemerintah
Selatan yang sekarang sebagai pemerintah yang sejalan dengan visi RDR Korea.
Jika dialog tersebut dapat teraliasasikan, itu akan menjadi sebuah kemajuan
luar biasa dalam setahun ini di hubungan utara-selatan. Tidak aneh bila suasana
hubungan kedua negara ini kembali seperti masa-masa Presiden Kim Tae Jung dan
Jenderal Kim Jong Il.
Tinggal satu masalah yang
tersisa, yaitu Latihan Gabungan Militer AS-Korsel yang akan dilaksanakan di
saat Olimpiade Pyongchang. Latihan gabungan inilah yang membuat RDR Korea
sebelumnya selalu waspada dan mempersiapkan diri perang. Akan tetapi, dengan
perkembangan selanjutnya apakah menjadi batal atau diundur, keduanya bisa saja
terjadi karena Presiden Mun Jae In telah membalas pidato ini dengan penuh suka
cita. Tidak dapat dimungkiri pula RDR Korea akan mengistirahatkan sementara
latihan dan uji coba senjata nuklir jika semua ini terealisasi, dan tentu
Amerika Serikat tidak menjadi seperti air yang membasahi jemuran yang mulai
kering.
Sebagai
global citizens yang cinta akan perdamaian, meskipun Asia Timur adalah tempat
yang jauh dan kurang kemungkinan memberikan dampak kepada Asia Tenggara, tetap
saja perkembangan ini menarik untuk diperhatikan dan sangat berpengaruh sekali
kepada pola hubungan internasional, terutama di segi perdamaian. Jika dilihat
dari awal tahun saja, tahun 2018 ini sepertinya akan menjadi tahun perubahan yang
drastis, dalam artian positif, yang akan disambut hangat oleh seluruh bangsa,
dan membawakan kebahagiaan kepada umat manusia.
0 comments: